Minggu, 30 Desember 2012


ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul penetapan kadar metampiron dalam tablet. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar methampiron dalam antalgin tablet secara kuantitatif dengan metode iodimetri. Syarat kadar methampiron  yang diperbolehkan dalam etiket antara 90% - 110%.  Volume rata-rata titrasi adalah 7,92 ml. Dari hasil percobaan diperoleh kadar methampiron dalam antalgin tablet adalah 66%.






 PENETAPAN KADAR METAMPIRON DALAM TABLET

OLEH :  DOKTER WONGLU IDIOT'S. M,Sy











BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar methampiron dalam tablet antalgin. Syarat kadar methampiron  yang diperbolehkan dalam etiket antara 90% - 110%. Metampiron adalah suatu senyawa analgetika non narkotik yang berkerja sebagai analgetika dan antiinflamasi. Secara umum digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin, nyeri gigi, dan nyeri pada reumatik. Efek samping dari obat ini adalah  Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obat yang mengandung Metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus agranulositosis.Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu dilakukan uji darah secara teratur.Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini harus segera dihentikan.Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah methemoglobinemia, erupsi kulit, seperti pada kasus eritematous disekitar mulut, hidung dan alat kelamin. Reaksi hipersensitif reaksi pada kulit. Dalam percobaan penetapan kadar metampiron dalam tablet  secara kuantitatif digunakan metode iodimetri. Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin.
1.2  TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar methampiron dalam antalgin tablet secara kuantitatif dengan metode iodimetri.








BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Metampiron adalah suatu senyawa analgetika non narkotik yang berkerja sebagai analgetika dan antiinflamasi. Merupakan natrium sulfonat dari aminopirin. Karena resiko efek samping yang baik dan serius, pemakaian obat ini hanya dibenarkan  pada situasi yang serius. Metampiron adalah salah satu obat penghilang rasa sakit golongan NSAID (Nonsteroidal Anti Inflammatori Drugs) atau sering disebut analgetika non narkotik. Senyawa ini merupakan turunan 5-pirazolon yang secara umum digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin, nyeri gigi, dan nyeri pada reumatik (Sri, 2009).
Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang peredarannya di banyak negara, antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan Belanda.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menentukan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat kimia-fisikanya. Antalgin dapat ditentukan secara titrimetri, yaitu dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat tersebut teroksidasi dengan iodium (Kristian, 2009).
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Sistem redoks iodin (triiodida)- iodida  mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit (Eka, 2007).




BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1  ALAT DAN BAHAN
- Alat yang digunakan adalah          :  timbangan analitik, mortir, beaker glass,   
erlenmayer, buret, statif, pipet tetes. 

- Bahan yang digunakan adalah      :  antalgin tablet, aquadest, HCL 0,02N,
indilator kanji, iodium 0,1N.


3.2 KONSTANTA FISIK
NAMA SENYAWA
RUMUS MOLEKUL
BERAT MOLEKUL
TITIK DIDIH
TITIK LEBUR
KETERANGAN

Aquadest
H2O
18 g/mol
100 oC
0 oC
netral
Asam klorida
HCl
36 g/mol
84,9 oC
114,8 oC
korosif
Iodium
I2
254 g/mol
363 oC
236 oC
Keelektro
negatifan

3.3 PROSEDUR KERJA
            Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-ratanya dan serbukkan. Timbang seksama 200 mg sampel, larutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 5 ml HCl 0,02N. Segera titrasi dengan larutan iodium 0,1N menggunakan indikator kanji dengan sesekali dikocok hingga terjadi warna biru yang mantap selama 2 menit.

1 ml Iodium 0,1N ~ 16,67 mg C13H16N3NaO4S




BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN
NO
VOLUME TITRASI

1
5 ml
2
11.8 ml
3
6 ml
4
5,3 ml
5
11,5 ml
X rata-rata = 7,92 ml


4.2 PEMBAHASAN
            Dari hasil percobaan diperoleh volume titrasi rata-rata adalah 7,92 ml . titirasi mnggunakan metode iodimetri (titrasi langsung) menggunakan larutan standar iodium 0,1N. Pada percobaan ini, digunakan metampiron sebanyak 200 mg yang akan dititrasi dengan menggunakan larutan iodin dan indikator kanji. Sebelum dititrasi, terlebih dahulu metampiron yang telah dilarutkan dengan 5 ml air, ditambahkan dengan asam klorida 0,02N sebanyak 5 ml. Hal tersebut dilakukan agar larutan metampiron dapat dinaikkan keasamannya sehingga dapat dititrasi. Telah diketahui bahwa dalam metode titrasi, larutan yang diuji akan ditetesi dengan menggunakan larutan yang merupakan kebalikan dari asam-basanya. Untuk itulah perlu dinaikkan keasaman dari larutan metampiron tersebut.
Metampiron digunakan sebagai titrat, sementara iodin digunakan sebagai titran. Penetapan metampiron pada percobaan ini dilakukan dengan analisis iodimetri yang merupakan reaksi oksidasi reduksi. Penambahan indikator kanji berfungsi untuk mempertegas warna. HCl 0,02N berfungsi untuk mempercepat proses reaksi. Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang brwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, hingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.
Indikator kanji merupakan indikator yang lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya melakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah Mercurium(II) iodida, asam borat atau asam formiat. Kepekaan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organic seperti metil dan etil alkohol. Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya murah, namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut : (i) bersifat tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam air; (iii)  dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi   
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID (Non-steroid Anti Inflamatory Drugs). Umumnya obat-obat analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (anti pembengkakan), ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas) sehingga dikatagorikan sebagai analgesik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada digolongan ini adalah Parasetamol. Tetapi antalgin lebih banyak sifat analgetiknya. Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmiter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan demam. Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air.
Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang peredarannya di banyak negara, antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan Belanda.




BAB V
KESIMPULAN
            Dari hasil percobaan penetapan kadar methampiron dalam tablet, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Volume titrasi rata-rata adalah 7,92 ml.
2.      Kadar methampiron dalam antalgin tablet adalah 66%.
3.      Penambahan indikator kanji berfungsi untuk mempertegas warna.
4.      HCl 0,02N berfungsi untuk mempercepat proses reaksi serta larutan metampiron dapat dinaikkan keasamannya sehingga dapat dititrasi.
5.      Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air.






















DAFTAR PUSTAKA

Kristian. 2009. Penetapan Kadar Tablet Antalgin Secara Titrasi Iodimetri. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Skripsi. Fakultas Farmasi Univerisitas Sumatra Utara. Medan.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Digi Art Yogya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Ratri, Eka. 2007. Iodimetri. Jurnal Kimia. Universitas Brawijaya. Malang.

Romaito, Sri. 2009. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Efek Analgetika Metampiron pada Marmut (Cavia cobaya). Skripsi. Fakultas Farmasi Univesitas Sumatra Utara. Medan.
















LAMPIRAN



                                                          =  238,4 mg



                                          =   66 %