ABSTRAK
Telah
dilakukan percobaan yang berjudul penetapan kadar metampiron dalam tablet.
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar methampiron
dalam antalgin tablet secara kuantitatif dengan metode iodimetri. Syarat kadar
methampiron yang diperbolehkan dalam
etiket antara 90% - 110%. Volume
rata-rata titrasi adalah 7,92 ml. Dari hasil percobaan diperoleh kadar
methampiron dalam antalgin tablet adalah 66%.
PENETAPAN KADAR METAMPIRON DALAM TABLET
OLEH : DOKTER WONGLU IDIOT'S. M,Sy
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan dilakukannya percobaan ini
adalah untuk mengetahui kadar methampiron dalam tablet antalgin. Syarat kadar
methampiron yang diperbolehkan dalam
etiket antara 90% - 110%. Metampiron
adalah suatu senyawa analgetika non narkotik yang berkerja sebagai analgetika
dan antiinflamasi. Secara umum digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada
keadaan nyeri kepala, nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin,
nyeri gigi, dan nyeri pada reumatik. Efek samping
dari obat ini adalah Pada
pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obat
yang mengandung Metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus
agranulositosis.Untuk mendeteksi hal tersebut, selama penggunaan obat ini perlu
dilakukan uji darah secara teratur.Jika gejala tersebut timbul, penggunaan obat
ini harus segera dihentikan.Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah
methemoglobinemia, erupsi kulit, seperti pada kasus eritematous disekitar
mulut, hidung dan alat kelamin. Reaksi hipersensitif
reaksi pada kulit. Dalam
percobaan penetapan kadar metampiron dalam tablet secara kuantitatif digunakan metode iodimetri.
Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu
kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Dalam titrasi iodimetri, iodin
dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa
hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang
dititrasi langsung dengan iodin.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah
untuk menentukan kadar methampiron dalam antalgin tablet secara kuantitatif
dengan metode iodimetri.
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Metampiron adalah suatu senyawa
analgetika non narkotik yang berkerja sebagai analgetika dan antiinflamasi.
Merupakan natrium sulfonat dari aminopirin. Karena resiko efek samping yang
baik dan serius, pemakaian obat ini hanya dibenarkan pada situasi yang serius. Metampiron adalah
salah satu obat penghilang rasa sakit golongan NSAID (Nonsteroidal Anti Inflammatori Drugs) atau sering disebut
analgetika non narkotik. Senyawa ini merupakan turunan 5-pirazolon yang secara
umum digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada keadaan nyeri kepala, nyeri
pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin, nyeri gigi, dan nyeri pada
reumatik (Sri, 2009).
Analgetika atau obat penghilang rasa
nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air.
Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang
adakalanya fatal. Karena bahaya agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang
peredarannya di banyak negara, antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris,
dan Belanda.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk
menentukan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat
kimia-fisikanya. Antalgin dapat ditentukan secara titrimetri, yaitu dengan
titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap
zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida,
sehingga zat tersebut teroksidasi dengan iodium (Kristian, 2009).
Iodimetri merupakan suatu metode
titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu
larutan iod standar. Sistem redoks iodin (triiodida)- iodida mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V.
Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada
kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi
iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat
dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur
reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari
penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit (Eka, 2007).
BAB
III
METODELOGI
PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
- Alat yang
digunakan adalah : timbangan analitik, mortir, beaker
glass,
erlenmayer, buret, statif, pipet
tetes.
- Bahan yang digunakan adalah : antalgin
tablet, aquadest, HCL 0,02N,
indilator kanji, iodium 0,1N.
3.2
KONSTANTA FISIK
NAMA
SENYAWA
|
RUMUS
MOLEKUL
|
BERAT
MOLEKUL
|
TITIK
DIDIH
|
TITIK
LEBUR
|
KETERANGAN
|
Aquadest
|
H2O
|
18 g/mol
|
100 oC
|
0 oC
|
netral
|
Asam
klorida
|
HCl
|
36 g/mol
|
84,9 oC
|
114,8 oC
|
korosif
|
Iodium
|
I2
|
254
g/mol
|
363
oC
|
236
oC
|
Keelektro
negatifan
|
3.3
PROSEDUR KERJA
Timbang 20 tablet, hitung bobot
rata-ratanya dan serbukkan. Timbang seksama 200 mg sampel, larutkan dalam 5 ml
air. Tambahkan 5 ml HCl 0,02N. Segera titrasi dengan larutan iodium 0,1N
menggunakan indikator kanji dengan sesekali dikocok hingga terjadi warna biru
yang mantap selama 2 menit.
1 ml Iodium 0,1N ~ 16,67 mg C13H16N3NaO4S
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1
DATA HASIL PENGAMATAN
NO
|
VOLUME
TITRASI
|
1
|
5 ml
|
2
|
11.8 ml
|
3
|
6 ml
|
4
|
5,3 ml
|
5
|
11,5 ml
|
X rata-rata = 7,92 ml
|
4.2
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan diperoleh
volume titrasi rata-rata adalah 7,92 ml . titirasi mnggunakan metode iodimetri
(titrasi langsung) menggunakan larutan standar iodium 0,1N. Pada percobaan ini,
digunakan metampiron sebanyak 200 mg yang akan dititrasi dengan menggunakan
larutan iodin dan indikator kanji. Sebelum dititrasi, terlebih dahulu
metampiron yang telah dilarutkan dengan 5 ml air, ditambahkan dengan asam
klorida 0,02N sebanyak 5 ml. Hal tersebut dilakukan agar larutan metampiron
dapat dinaikkan keasamannya sehingga dapat dititrasi. Telah diketahui bahwa
dalam metode titrasi, larutan yang diuji akan ditetesi dengan menggunakan
larutan yang merupakan kebalikan dari asam-basanya. Untuk itulah perlu
dinaikkan keasaman dari larutan metampiron tersebut.
Metampiron digunakan
sebagai titrat, sementara iodin digunakan sebagai titran. Penetapan metampiron pada percobaan
ini dilakukan dengan analisis iodimetri yang merupakan reaksi oksidasi reduksi.
Penambahan
indikator kanji berfungsi untuk mempertegas warna. HCl 0,02N berfungsi untuk
mempercepat proses reaksi. Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar
karena larutan iodium yang brwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi
hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan akan lebih mudah dengan
penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk
kompleks dengan I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus
pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak
membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan
warna biru sukar hilang, hingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.
Indikator
kanji merupakan indikator yang lazim digunakan, namun indikator kanji yang
digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah
terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama
hendaknya melakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang
biasa digunakan adalah Mercurium(II) iodida, asam borat atau asam formiat.
Kepekaan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa
bahan organic seperti metil dan etil alkohol. Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya
murah, namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut : (i) bersifat
tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam
air; (iii) dengan iod memberi suatu
kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga kanji tidak boleh ditambahkan
terlalu dini dalam titrasi
Antalgin
adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID (Non-steroid Anti Inflamatory Drugs).
Umumnya obat-obat analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (anti pembengkakan),
ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas) sehingga dikatagorikan
sebagai analgesik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat
yang berada digolongan ini adalah Parasetamol. Tetapi antalgin lebih banyak
sifat analgetiknya. Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan
menghambat sintesa neurotransmiter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri
dan demam. Analgetika
atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon
yang larut dalam air.
Obat ini dapat secara mendadak dan
tak terduga menimbulkan kelainan darah yang adakalanya fatal. Karena bahaya
agranulositosis, obat ini sudal lama dilarang peredarannya di banyak negara,
antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan Belanda.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan penetapan kadar methampiron dalam tablet, dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Volume titrasi rata-rata adalah 7,92 ml.
2.
Kadar methampiron dalam antalgin tablet adalah
66%.
3.
Penambahan indikator kanji berfungsi
untuk mempertegas warna.
4.
HCl 0,02N berfungsi untuk mempercepat
proses reaksi serta larutan metampiron dapat dinaikkan keasamannya sehingga dapat
dititrasi.
5.
Antalgin
merupakan derivat sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Kristian.
2009. Penetapan Kadar Tablet Antalgin
Secara Titrasi Iodimetri. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan.
Skripsi. Fakultas Farmasi Univerisitas Sumatra Utara. Medan.
Rohman,
Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi.
Digi Art Yogya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Ratri, Eka. 2007. Iodimetri. Jurnal Kimia. Universitas
Brawijaya. Malang.
Romaito,
Sri. 2009. Pengaruh Pemberian Vitamin C
terhadap Efek Analgetika Metampiron pada Marmut (Cavia cobaya). Skripsi. Fakultas Farmasi
Univesitas Sumatra Utara. Medan.
LAMPIRAN
=
238,4 mg
=
66 %